Rabu, 11 Maret 2015







HUBUNGAN HUKUM ALAM

Allah SWT telah menciptakan alam semesta jauh sebelum diciptakannya manusia. Alam semesta yang diperkirakan berumur  13 milyar tahun berawal dari sebuah ledakan besar yang lebih dikenal dengan “Big Bang”. Setelah ledakan besar tersebut alam semesta masih berupa gas yang amat sangat panas, temperaturnya mencapai 6 milayar derajat celcius. Kemudian alam semesta mengembang dan mendingin, gaya gravitasi kemudian mengikat partikel-partikel yang lama kelamaan akan membentuk benda-benda langit yang kita kenal saat ini seperti bintang, planet dan galaksi. Proses ini tentunya memerlukan waktu yang amat sangat lama dan sangat kompleks. Di dalam Al-Qur’an Allah mengatakan bahwa alam semesta tercipta dalam waktu enam hari. Perhitungan ini oleh umat manusia ditafsirkan secara berbeda-beda bergantung kepada ilmu yang digelutinya, tidak diartikan secara harfiah enam hari seperti yang kita ketahui di bumi.
Untuk mengatur  keberjalanan alam semesta, Allah SWT menurunkan beberapa aturan yang dikenal dengan hukum, yaitu hukum alam dan hukum agama. Hukum alam atau hukum Qauni’ah adalah segala aturan yang berlaku pada alam, tidak tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an dan berfungsi untuk mengatur segala hal yang berhubungan dengan alam yang kita kenal secara fisik. Contohnya saja hukum alam pada air seperti air selalu bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, air membeku pada temperatur 0⁰C dan akan  mendidih pada temperatur 100⁰ C. Hukum alam yang berlaku pada semua benda bermassa yaitu hukum gravitasi, sangat bisa dirasakan dampaknya oleh semua umat manusia yang ada di bumi, seperti benda yang dilempar keatas akan selalu terjatuh ke bawah, kita bisa berjalan dengan bebas di permukaan bumi tanpa merasa takut akan terhambur ke luar angkasa, pasang surut air laut merupakan dampak dari interaksi hukum gravitasi bulan dan bumi. Bahkan pada tubuh manusiapun berlaku hukum-hukum alam yang berlaku pula pada unsur-unsur pembentuk tubuh.
Baik hukum alam maupun hukum agama sama-sama mempunyai akibat yang buruk jika manusia melanggarnya. Hukum alam yang dilanggar akan dapat langsung dirasakan akibatnya dan cepat terbukti, misalnya saja jika manusia yang meminum racun besar kemungkinan orang tersebut akan meninggal dunia, semua benda yang ada di bumi tidak bisa melepaskan diri dari gaya gravitasi bumi, dll. Hukum agama, seperti yang sudah banyak kita ketahui mengenai isi, sebab dan akibatnya, mempunyai reaksi yang lambat atau bahkan tidakterlalu dirasakan oleh pelaku yang melanggarnya. Misalnya saja orang yang tidak mengerjakan sholat akan mendapatkan dosa, meskipun secara fisik mereka tidak akan merasakan apa-apa, namun balasannya akan didapatkan di akhirat kelak. Para pelaku zina tidak akan langsung merasakan akibat dari perbuatannya walaupun tidak sedikit juga yang langsung mendapatkan balasan di dunia seperti diberi berbagai penyakit akibat perbuatannya tersebut. Para pelaku korupsi dan riba, walaupun merasakan kebahagiaan dengan harta yang melimpah di dunia, namun akan mendapatkan balasan di akhirat kelak. Ilustrasi yang mudah ditemui di kehidupan sehari-hari contohnya seperti adanya undian berhadiah dan pengajian. Masyarakat akan lebih senang mengikuti acara undian berhadiah dari pada mengikuti pengajian. Dengan iming-iming hadiah seperti barang-barang elektronik, pihak panitia sudah bisa menarik jutaan peserta, meskipun mereka mengetahui kesempatan menangnya sangat kecil. Kemudian perhatikan masjid-masjid kecil di sekitar rumah Anda, sudahkah Anda dan meramaikan dengan menghadiri majelis pengajian yang kian hari kian sepi ?. Meskipun Allah telah mengumbar semua pahala dan balasan yang akan diterima di akhirat kelak.
Sebagai makhluk yang dikaruniai akal dan pikiran, khususya sebagai seorang muslim sudah menjadi kewajiban kita untuk mempelajari kedua hukum tersebut. Hukum alam dapat kita pelajari melalui berbagai cabang ilmu, seperti biologi, geologi, astronomi, matematika, fisika, kimia dll. Hukum agama dapat dipelajari melalui buku-buku khususnya Al-Qur’an dan hadist, menghadiri majelis-majelis pengajian, dan belajar langsung dari para ulama.
Menguasai berbagai ilmu memerlukan satu lagi nikmat Allah yang disebut dengan hidayah. Ada empat macam nikmat hidayah, yaitu hidayah ilham, hidayah hawas, hidayah ‘Aqli (akal), dan hidayah Ad Din (agama). Hidayah ilham diberikan oleh Allah kepada semua makhluk-Nya, atau yang disebut dengan insting. Semua bayi yang baru lahir memiliki insting untuk mencari air susu ibunya, hewan dan tumbuhan diberi insting oleh Allah untuk dapat beradaptasi dan bertahan di lingkungannya masing-masing. Yang kedua adalah Hidayah Hawas. Hidayah ini berupa nikmat panca indera. Allah SWT memberikan nikmat ini sebagai salah satu nikmat yang tidak bisa tertandingi. Bayangkan saja betapa susahnya hidup kita jika Allah mengambil nikmat melihat dari kedua mata kita, atau betapa sengsaranya hidup kita jika lidah sebagai indra pengecap rasa tidak bisa lagi merasakan nikmat masakan. Hidayah yang ketiga adalah hidayah ‘Aqli atau akal. Allah SWT hanya menurunkan nikmat ini kepada umat manusia dan tidak kepada makhluk yang lain, bahkan malaikat sekalipun. Dengan akal, manusia dikaruniai kemampuan untuk berpikir dan mengambil keputusan, memilih hal yang baik atau buruk bagi dirinya, untuk terus belajar mencari ilmu dan untuk mengenali pencipta-Nya. Oleh karena itu, kita harus sangat berhati-hati dan selalu menjaga nikmat ini.
Hidayah yang keempat adalah hidayah berupa agama ( Ad Din). Dari seluruh umat manusia yang diciptakan Allah untuk menghuni bumi, hanya sekitar sepertiganya yang mendapatkan hidayah agama berupa Islam. Sebagian di dapat karena keturunan orang tua dan sebagian lagi karena telah dibalikkan hatinya oleh Allah untuk menemukan Islam. Dengan nikmat agama, umat Islam dapat mendapatkan berbagai arahan yang benar dalam menjalani kehidupan di dunia dan juga mempelajari berbagai macam hal diluar batas akal manusia yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan, tapi dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadist Rasul-Nya. Dari kedua sumber utama tersebut, kita dapat lebih mengenal Allah, mengenal semua ciptaan-Nya, mempelajari hal-hal gaib seperti jin dan syaitan, kejadian di alam kubur, kejadian setelah kematian dll. Setelah dikaruniai dengan semua hidayah itu, Allah masih menurunkan nikmat satu lagi yaitu hidayah taufik.  Hidayah ini adalah suatu kemampuan atau kecocokan yang ditanamkan oleh Allah kepada hamba-Nya, sehingga dapat mengamalkan ilmu yang telah dipelajarinya dengan sungguh-sungguh. Banyak umat manusia yang sudah diberikan hidayah agama,namun belum mendapatkan taufiq sehingga belum bisa maksimal dalam mengamalkan ilmu yang telah dipelajarinya. (resume : 7145)

0 komentar:

Posting Komentar