KOPI DARAT DI MALAM HARI
Jadi pada jaman dahulu kala ada sebuah kegiatan mainin radio sinyal pendek yg dipanggil nge-break. Mereka tinggal idupin pemancar, lalu mulai deh bilang “break, break” sambil menggeser-geser gelombang sampai ada yang membalas, bila ada yang membalas, mereka berkenalan dengan nama samaran dan apabila cocok atau mungkin suaranya menggoda yah obrolan panjang bisa terjadi.Tapi sayang nya dulu itu ada stigma terhadap pemuda-pemudi yang suka nge-break itu bejat. amoral etc. Karna mereka disangka rata-rata anak borjuis, yang suka bergaya keamerika-amerikaan. Sedangkan bagi masyarakat kala itu, ngobrol sama orang asing tanpa bertatap muka, belum tau wajahnya, belum tau rupanya, belum tau usianya, bahkan tidak tahu nama dan alamat tinggalnya adalah kengerian dan sesuatu yang tak masuk diakal.
Namun anehnya lama-kelamaan aktifitas nge-break ini makin meluas dan makin banyak orang yang menemukan keasyikan nge-break. Stigma buruk itupun perlahan memudar dan berganti sebuah analogi kalo nge-break itu gaul, kekota-kotaan, asik, supel dst. Nah dari nge-break inilah perkenalan diudara mereka dipindah kedarat. Sudah cukup kenal lama diudara, “yuk kita minum secangkir kopi di darat” inilah asal mula istilah kopdar yang kita kenal sekarang.
Nah, kalau dulu mereka berkenalan di radio dengan teman baru yg berdomisili disatu kota tapi sekarang kita berkenalan dengan seluruh orang diseluruh Indonesia bahkan dengan seluruh ras manusia diberbagai belahan dunia. Baik itu melalui medsos, sarana chat, email, sms, atau fitur internet lainnya. Trus akankah suatu saat nanti kita mungkin bakalan minum kopi juga dengan kenalan baru di “luar dunia”?
Oia btw ada yg tau ga sih kenapa Kopi yg jadi alasan buat ketemuan? Apa dulu ga ada jenis minuman laen lagi selain kopi? Apa dulu semua orang wajib minum kopi? Yaqin mereka bakal minum kopi kalo pas lagi ketemuan? Andai jaman dulu ada "es teler" mungkinkah namanya EsTe-Dar (es teler darat) sampai saat ini? *masih mikir
0 komentar:
Posting Komentar